Sang Pejuang - Sang Pejuang, iya nama yang sangat arogan dan sangat membakar
semangat bagi mereka yang niat mau cepet lulus kuliah. Tapi jangan salah, cepet
lulus kuliah bukan berarti cepat nikah yaa... Karena jaman sekarang, ini sudah
jarang calon mertua yang doyan ama ijazah Strata satu atau gelar sarjana kita.
Sekarang calon mertua lebih mementingkan kepribadian si calon mantu, misalnya
penghasilan pribadi, rumah pribadi (bukan masih ngontrak apalagi
kos-kosan/keluyuran malam cari penginapan), serta mobil atau kendaran pribadi
bukan kendaraan bersama macam angkot,angkutan umum dan pinjam meminjam. Sang
Pejuang terinspirasi dari salah satu dari bio di twitter teman saya yang
kebetulan secara nggak sengaja kepencet iseng-iseng kepoin akun twitternya eh,
malah ada kata-kata tentang Sang Pejuang. Mungkin dulunya dia ingin menjadi
pahlawan di medan perang buat ngusir penjajah, berhubung penjajah udah nggak
ada mungkin sekarang dia baru sadar, bahwa penjajah sekarang bukan berasal dari
bangsa luar, melainkan penjajah yang sesungguhnya saat ini berasal dalam diri
kita, yaitu rasa malas. Jadi mungkin Sang Pejuang ini adalah sebuah pahlawan
melawan penjajah yang bernama “rasa malas” .
Sang
Pejuang Skripsi, adalah kerjaan iseng-iseng saya
sebagai pengisi waktu luang selama menunggu hasil semester tujuh dari dosen.
Semua catatan ini saya ketik huruf demi huruf yang tertata rapi membentuk
kalimat-kalimat yang sedikit enak dibaca, walaupun kenyataannya tidak karena
banyak muntahnya kalo baca ini (terus kenapa masih baca ?) yaudah terusin baca
aja kalo kalian maksa buat baca ini terus, jangan lupa siapin cemilan) semua
yang saya tulis hanya keisengan saya selama menjadi mahasiswa tingkat akhir di
salah satu perguruan tinggi negeri (harus banget ya pake kata universitas
negeri ?) ya, fakultas kesehatan masyarakat universitas teuku umar negeri yang
sering di sebut kawan saya universitas tengah hutan. Hahaha. Dan insyaAllah
endingya sampai saya menjadi sarjana dan doakan agar saya konsisten tetap nulis
kejadian saya sehari-hari. (terima kasih buat yang ngaminin, buat yang nggak
ngaminin saya ucapkan amiinnnn).
Sang
Pejuang skripsi ini berawal dari setelah KKN di Pante
Cereumen Aceh Barat (semester tujuh), mengapa semester tujuh? Karena penulis
baru semangat pengen nulis pas semester tujuh setelah KKN, banyak pengalaman
KKN yang sangat indah dan tak bisa di lupakan, maklum udah KKN. Nah, akan
tetapi mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah KKN sering kali dibinggungkan
dengan berbagai pertanyaan tentang KKN. Pertanyaan mendasar yang sering
dibingungkan adalah apa itu KKN ? dan kegiatan apa yang dilaksanakan ditempat
KKN. Sebagai civitas akademika yang aktif, beberapa mahasiswa tak jarang
menanyakan masalah KKN kepada seniornya/kawannya yang telah melaksanakan KKN. ada
yang bisa memberikan informasi dengan lengkap dan jelas, ada juga yang malah
menanggapinya dengan plesetan tentang KKN. Salah satu plesetan yang sering
dilontarkan tentang KKN adalah KKN itu (Kisah Kasih Nyata), ya, kenyataannya
disana mereka memiliki kisah pahit harus jauh dari orang tua, pacar dan
kasiannya selalu menahan lapar karena g bisa masak, (biasa anak mami)
hahaha Kira-kira apa ya itu KKN ? program Kuliah Kerja Nyata
(KKN) inilah dia, Perguruan Tinggi dan khususnya mahasiswa dapat mengabdikan
diri kepada masyarakat sehingga dengan terjunnya mahasiswa ke masyarakat,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dalam
kehidupan nyata di masyarakat, serta mampu memberikan kontribusi positif pada
masyarakat dalam upaya melaksanakan pembangunan. Disamping itu memberikan
kemungkinan bagi mahasiswa sendiri dalam upaya meningkatkan keluasan wawasan
dan pengalamannya melalui aktivitas pengabdian kepada masyarakat. Pengertian
Kuliah Kerja Nyata (KKN) - Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu program
kegiatan belajar yang dilaksanakan di lapangan oleh mahasiswa program
pendidikan Sarjana Strata Satu sebagai upaya mengaplikasikan kemampuan teori
dengan praktek ditengah-tengah kehidupan masyarakat, yang erat dengan
permasalahan. Dalam kegiatannya diharapkan dapat melakukan kegiatan pengabdian
pada masyarakat. Disamping itu dalam kehidupan nyata masyarakat, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan ilmu dan kemampuannya serta mampu memberikan dampak
positif bagi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nah dah paham kan ! oke
kita lanjut…. Disini pejuang skripsi akan
bercerita sedikit mengenai pengalaman kuliah beserta kelucuan, suka duka
(meski belum nemui sukanya, tapi pasti ada sukanya dan banyak dukanya) dll dan
yang lain itu lupa maksudnya. Selamat
menikmati cerita saya, salam lulus buat kalian para mahasiswa pejuang skripsi.
Sudah sekitar tiga tahun lebih saya bergulat dengan materi kuliah, bagadang
demi segelintir lembar tugas kuliah dan demi jajaran huruf yang bernama nilai.
Sudah yang ketujuh kalinya saya menerima lembaran-lembaran, tapi sayangnya
bukan duit, tapi bernama KHS alias kartu hasil studi selama beberapa semester.
Semua perjuangan ini akan ditutup dengan tugas suci bagi para mahasiswa yang
ingin menyelesaikan studinya dengan cepat pastinya, kalo pun ada yang lama
selesai salahkan bapak yang terlalu banyak memberi uang saku jadinya anak nggak
mau ngelarin kuliah karena takut uang jajannya berkurang.
Semester
Tujuh Bukanlah Semester yang Krusial Menurut Saya,
karena berdasarkan riset yang saya lakukan dengan satu nara sumber, kebetulan
saya sendiri juga yang menjadi responden, semester tujuh ibarat malaikat
penyelamat, penyelamat IPK tentunya, karena rata-rata IP semester tujuh berada
dalam zona cumlaude jadi nggak heran kalo pas semester tujuh KHSnya IP semester
tujuh saya 3 ke atas lah bro. ya,
setelah itu sebagai pelampiasan saya habiskan waktu liburan saya semaksimal
mungkin tanpa satu haripun bergelut dengan materi-materi kuliah. Liburan bagi
mahasiswa seperti lepas dari penjara perkuliahan, jadi tidak heran kalo habis
liburan langsung lupa semua materi kuliah semester lalu. Semester tujuh juga merupakan semester akhir
mengambil materi kuliah untuk mahasiswa yang rajin seperti saya (sombong dikit)
karena untuk beberapa mahasiswa yang sedikit malas semester tujuh adalah ajang
untuk make-up mata kuliah (perbaikan), meski pada dasarnya hanya sebagai modus
untuk mendekati adik-adik leting tingkat bawah, maklum chhuuitt-chhuuitt terus
kerja sampingannya adalah kuliah untuk memperbaiki nilai. Namun bagi saya
semester tujuh adalah masa penghabisan materi kuliah, jadi untuk semester
delapan saya ambil full dengan satu mata kuliah yaitu tugas akhir yang bernama
skripsi. Ada satu alasan saya tidak mengambil make-up atau perbaikan pada
semester delapan ini, bukan berarti nilai saya bagus-bagus nggak ada C nya,
sebenarnya masih ada beberapa nilai C namun saya anggap itu sebagai masa lalu
kelam saya, karena saya sudah move on
jadi “yang lalu biarlah berlalu dan saya buka lembaran baru.
Sang Pejuang Sudah Mulai Tobat, Sampai
sekarang hari-demi hari dikampus saya lalui dengan cuma nongkrong nggak jelas,
putar sana-putar sini, loncat sana-loncat sini seperti anak2 kecil sedang
bermain. hingga saya mulai tersadar bahwa apa yang saya kerjakan adalah sesuatu
tidak ada gunanya, Jangankan sampai dengan mengerjakan Bab 1 tema untuk skripsi
pun aku belum punya, walaupun ada saran sich “dari pada pusing 7 keliling gak
jelas suruh buat sama orang aja”. Ketika mendengarkan akan hal itu aku terdiam
dan berfikir rugi saya jadi mahasiswa kalau skripsi saya orang yang buat, apa
guna saya, mana citra saya sebagai mahasiswa yang sering dikatakan agent of
change. Saat itu aku hampir menangis dalam lubuk hatiku yang terdalam seakan
berkata “kamu pasti bisa untuk menyelesaikannya, pasti bisaa” lalu hingga pada
akhirnya saya mulai mencari-cari tema yang pas dan mulai mencari jurnal
pendukung, yah meski semua jurnal hanya saya baca abstraknya saja, namun cukup
memberi pencerahan mengenai apa itu skripsi. Saya mulai merenung bahwa jika
saya terus begini pasti kuliah saya tidak akan kelar dan saya harus berubah,
bukan untuk berubah menjadi super hero macam iron man maupun super man atau
super mie sekalian, namun saya harus mengubah pola pikir saya bahwa saya tidak
akan menjadi apa-apa ketika saya hanya memutuskan untuk diam. “Saya tidak akan
menjadi apa-apa ketika saya memutuskan hanya untuk diam” Btw kenapa untuk bagian yang ini sudah mulai
melo-melo gini yaa??? Yaiyalah kamu liat aja judulnya aja sudah mulai tobat,
kemudian judul skripsi belum ada kan kasian sekali , jadi jangan pada nangis
dan terharu ya kalo bagian ini saya
kasih quote segalanya, karena nggak bakalan terjadi kalo kita cuma diam aja,
terus bangun tidur kita sudah akan wisuda, itu nggak mungkin. Dan skripsi juga
nggak bakalan selesai kalo Cuma di pikirin, Sebenarnya intinya dikerjain,
karena selama kita ngerjain otomatis kita juga akan berpikir, setuju ? Yaahh,
setuju gak setuju itulah pengalaman pribadiku.
Pesan
untuk teman-teman mahasiswa, kuliah adalah sebuah
proses bagi diri kita agar kita menjadi sosok pribadi yang berakhlak mulia.
Kuliah adalah cara diri kita menaikan kelas menjadi manusia di atas rata-rata,
yaitu manusia yang bisa memanfaatkan masa hidup untuk beramal soleh. Dengan
kuliah berati kita berusaha untuk terus memantaskan diri menjadi sosok yang
memiliki kemapuan baik Soft Skill maupun Hard Skill. Teman-teman yakinlah
bahwa tidak ada sebuah proses yang
Instan dalam hidup ini, tingkatkan kapasitas kawan-kawan tidak, hanya dengan
kuliah saja. Tapi Berorganisasilah !.
Saya pernah berpikir
dan berdiskusi dengan para dosen. Kuliah saja itu proses pendidikan menjadi
kuli dan lambat berekspresi, yang dimana kita dimasukkan dalam ruangan di tutup
pintu dan dituntut utk mendengarkan apa yg dibicarakan, dan tanpa sadar tiap
hari kita lakukan selama 4-5 tahun. Kawan, kita harus lebih serius belajar di
masa muda kita, demi menggapai masa depan yang gemilang. Ingat Berorganisasilah
! Yakinlah bahwa semua proses yang kita lakukan didasari dengan keyakinan
kepada Allah SWT, Insya Allah, Allah akan memberikan yang terbaik dari hasil
yang kita lakukan `amiin`.
Penulis.
Mukhlisin, SKM
No comments:
Post a Comment